Kerohanian Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Minggu, 11 September 2016

Keteladanan Nabi Ibrahim dan Makna Hari Raya Qurban


  
Umat  muslim diseluruh dunia  setiap tahunya merayakan hari raya idul adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan untuk tahun 2016 Kementrian Agama Republik Indonesia telah menetapkan tanggal 12 September atau 10 Dzulhijjah 1437 H  sebagai hari raya Idul Adha 1437H.
Hari Raya Idul Adha disebut juga sebagai “Hari Raya Haji” dimana kaum muslimin sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena merupakan hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya dekat, sehingga Qurban ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.
Allah SWT berfirman yang artinya : Tidak akan sampai kepada Allah daging (hewan) itu, dan tidak pula darahnya. Tetapi yang akan sampai kepadaNya adalah taqwa dari kamu" Q.S Al Hajj (22) :37
Maka dalam penyembelihan hewan qurban harus dilandasi rasa ikhlas dan tidak ada motif riya atau untuk membanggakan diri dihadapan orang lain dan motif lainya.ketika melaksanakan kurban amaka harus benar-benar dilandasi ketakwaan kepada Allah SWT dan lapang dada dalam memberikan harta yang dimilikinya untuk berkurban.
            Dalam lemabaran sejarah peristiwa qurban terbesar adalah pengorbanan Nabi Ibrahim dan isitrinya Siti Hajar yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra kesayanganya yaitu Nabi Ismail yang saat itu baru berusia 7 tahun,saat itulah Nabi Ibrahim diuji keimanan dan ketakwaanya kepada Allah SWT.Seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an:
 “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InshaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-shaffat: 102).
Ketika itu iblis sekuat mungkin untuk menggoda Nabi Ibrahim untuk membatalkan niatnya untuk menyembelih putra kesayanganya.Namun keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT begitu kuat sehingga iblis tidak berhasil untuk menggoda Nabi Ibrahim.Dalam kisahnya iblis dilempar oleh Nabi Ibrahim dengan batu dan peristiwa ini diabadiakn dlam ibadah haji yaitu melempar jumrah.
            Saat Nabi Ismail akan disembelih oleh Nabi Ibrahim Allah sudah menggantinya dengan seekor kibas atau kambing,karena saat itu Allah sudah ridha,karena nabi Ibrahim dan Ismail sudah terbukti keimanan dan ketakwaanya kepada Allah SWT. Seperti yag Allah firmankan dalam Al Qur’an  Surat As-Shaffat ayat 107-110:
“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” َ
“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian”
 “Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim”
 “Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
            Kemudian setelah itu para malaikat kagum akan ketaatan nabi Ibrahim dan Ismail,maka ketika Nabi Ismail diangkat ke surga dengan membawa seekor kibasykagumlah ia seraya terlontar darinya suatu ungkapan “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Nabi Ibrahim menyambutnya “Laailaha illahu Allahu Akbar”. Yang kemudian di sambung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu”.
Itulah singkat sejarah hari raya qurban yang Allah kisahkan lewat peristiwa penyembelihan Nabi Ismail.
            Seekarang ketika kita berqurban tidak perlu kita menyembelih anak seperti nabi Ibrahim,cukup kita menyembelih kambing,sapi,kerbau,atau onta.Karena ketika kita diperintahkan untuk menyembelih anak kita maka kita todak akan mungkin sanggup.Jangankan untuk berkurban anak,kita menyisihkan zakat kkita 2,5 % dari harta kita saja terkadang masih terasa berat,berkorban untuk menunda makan dengan berpuasa saja seringkali masih berat,bahkan untuk memotong waktu kita untuk melaksanakan shalat tepat waktu saja masih belum bisa,lantas bagaimana kita akan meraih keridhaan Allah SWT,kalua kita berkurban dari hal-hal kecil saja kita belum bisa?
Begitu banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa qurban Nabi Ibrahim dan Ismail,diantaranya:
            Pertama Sebagai orang tua hendaknya kita mangajarkan dan mendidik anak-anak kita supaya menjadi pribadi muslim yang shalih dan shalihah,berbakti kepada orang tua dan juga terlebih kepada Allah SWT dan Rasululah Muhammad SAW.
            Kedua,hendaknya kita menaati apa yang menjadi perintah Allah SWT dan melaksanakanya dengan penuh keikhlasan dan semata hanya mengharapp keridhaan-Nya semata,karena semua yang Allah perintahkan pasti bermanfaat untuk hamban-Nya.
            Ketiga,syeitan tidak pernah ada hentinya untuk selalu mengggoda manusia untuk tidak melaksanakan perintah Allah SWT dan melanggar apa yang Allah larang,maka kita harus senantiasa membentengi diri kita dari godaan syaitan yang terkutuk.dan syaitan adalah musuh yang paling nyata yang menuntun kita untuk jauh dari Allah dan mendekatkan kita dengan api neraka.
            Keempat , lewat penyembelihan hewan qurban atau binatang ternak artinya dengan dipotongnya  hewan ternak maka akan hilang juga sifat kecongkahan dan kesombongan kita,untuk senantiasa mengendalaikan hawa nafsu yang jika tidak dikendalikan mungkin akan lebih rendah dari hewan.
            Kelima,melalui penyembelihan hewan qurban kita juga diajarkan untuk menumbukan rasa kepedulian sosial kita terhadap sesama,menumbuhkan rasa solidaritas dan kesetikwaan kita terhadap sesama dengan membagikan daging qurban kita.

Akhirnya kita sama-sama berharap,berusaha dan berdoa semoga kita semua,para pemimpin kita dinegeri ini, tidak hanya berjuang untuk kepentingan pribadi dan golonganya semata,tapi benar-benar rela berkorban untuk kemakmuran dan kesejahteraan  dan masyarakat.Bukanlah hal yang mudah tentunya untuk mewujudkan harapan bersama, perlu pengorbanan dan perjuangan yang besar, dan hanya orang-orang yang bertakwa kepada Allah lah yang akan senantiasa istiqomah berjuang dan berkorban untuk sesama. Semoga kita dapat mengambil hikmah dalam perayaan hari raya idul adha 1437 H J semangat dan tetap istiqomah dijalannya.



penulis : Ibnu Hermawan

0 komentar :

Posting Komentar

Popular Posts

Contact us

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.